Kamis, 27 Juli 2017

Rumah Adat Riau

Rumah Adat Riau | Rumah Selaso Jatuh Kembar

Artikel di bawah ini merupakan penjelasan secara detail mengenai seluk beluk rumah adat Riau yang dikenal dengan nama rumah adat selaso jatuh kembar.
Provinsi Riau berada di bagian tengah pulau Sumatera dengan Pekanbaru sebagai ibukotanya. Batas provinsi Riau di bagian utara yaitu dengan Provinsi Sumatera Utara dan Selat Malaka, Batas provinsi di bagian Selatan dengan Provinsi Jambi, bagian Barat dibatasi oleh Provinsi Sumatera Utara dan Sumatera Barat, dan di bagian Timur dibatasi oleh Laut Cina Selatan.

Rumah Selaso Jatuh Kembar
Riau memiliki beberapa rumah adat yang dapat diklasifikan berdasarkan desain atapnya dan daerahnya. Awalnya pengklasifikasian tersebut menghasilkan empat jenis rumah adat Riau dengan rumah adat selaso jatuh kembar sebagai rumah adat resmi provinsi riau dan umumnya disematkan kata rumah melayu, karena masyarakat Riau yang didominasi oleh suku melayu. Namun selain itu, terdapat juga rumah adat dari suku pedalaman di wilayah Riau, yaitu dari suku sakai yang disebut umah. Sehingga rumah adat yang terdapat di provinsi Riau terdapat sebanyak lima jenis. Berikut jenis rumah adat yang berada di provinsi Riau :

1. Rumah Selaso Jatuh Kembar atau Balai Salaso Jatuh
2. Rumah Melayu Atap Limas Potong
3. Rumah Melayu Atap Lipat Kajang
4. Rumah Melayu Atap Lontik
5. Umah Suku Sakai
Rumah Adat Riau
Perbedaan gaya rumah adat masing-masing daerah dipengaruhi oleh faktor budaya dan geografis masing-masing daerah dan kabupaten. Namun terdapat pula persamaannya, yaitu bentuk rumah adat yang berupa rumah panggung dengan tiang sebagai penopang  dan arah rumah yang dibangun menghadap sungai. Hal ini dilakukan karena pemanfaatan sungai oleh penduduk sebagai mode transportasi pada saat itu.

1. Rumah Selaso Jatuh Kembar

Rumah adat selaso jatuh kembar merupakan rumah adat resmi provinsi Riau yang diperkenalkan dan diresmikan oleh Gubernur Riau Imam Munandar sebagai rumah adat penduduk Riau. Selaso Jatuh Kembar merupakan rumah panggung dengan bangunan yang sangat besar dan berlantai lebih dari satu. Penamaan selaso jatuh kembar diberikan karena jumlah selasar (selaso) pada rumah ini yang lebih dari satu (salaso). Sedangkan kata jatuh disematkan karena posisi selaso dibagian depan memiliki posisi yang lebih rendah (turun) daripada selaso dalam ruang utama sehingga selaso depan disebut selaso jatuh.
Rumah Selaso Jatuh Kembar
Walaupun dipilih sebagai rumah adat resmi Riau, rumah adat selaso jatuh kembar tidak digunakan sebagai tempat tinggal masyakarat kala itu, namun dimanfaatkan sebagai balai adat. Oleh karena itu rumah adat salaso jatuh kembar disebut juga balai selaso jatuh. Sebagai balai adat, selaso jatuh kembar rutin difungsikan sebagai tempat bermusyawarah, berdiskusi atau rapat secara adat. Balai selaso jatuh kembar ini sudah sulit ditemukan keberadaannya karena fungsinya hanya sebagai balai adat kala itu, mulai ditinggalkan penduduknya dan sering dimanfaatkan sebagai balai serbaguna dan panggilannya dibuat sesuai dengan pemanfaatannya, diantaranya Balairung Sari, Balai Pengobatan, Balai Kerapatan, dan lainnya. Replika balai selaso jatuh dapat dilihat juga di taman mini Indonesia indah anjungan Riau. Namun rumah adat ini hanya memiliki satu selaso depan hingga disebut Balai Selaso Jatuh Tunggal.
Selaso jatuh Tunggal
Walau bukan tempat hunian dan berupa balai, rumah selaso jatuh kembar memiliki beberapa bagian ruangan. 3 bagian utamanya yakni, selasar (selaso), ruang utama dan dapur. Penyebutan selaso jatuh kembar mengacu pada dua selaso utama yang dimiliki rumah adat ini dengan ketinggian yang berbeda. Namun pembagian selaso dibagi menjadi tiga area sesuai dengan posisinya.  Pertama, selaso depan yang tidak berhubungan dengan rumah utama yang berkoneksi dengan tangga dan memiliki ketinggian selaso yang sama dengan selaso jatuh. Kedua, selaso jatuh sebagai penghubung selaso depan dengan ruang utama dan memiliki ketinggian lebih rendah dari ruang utama. Sedangkan yang ketiga yakni selaso dalam sebagai lantai rumah utama.
Tinggi Lantai Selaso jatuh Kembar
Namun saat ini jarang ditemui rumah selaso jatuh kembar yang masih mengadopsi pembagian selasar seperti ini. Kebanyakan hanya terdiri dari dua selasar, yaitu selaso dalam dan selaso jatuh, itu pun tanpa adanya perbedaan ketinggian.
Selaso Jatuh Tunggal
Ciri rumah selaso jatuh kembar sebagai balai adat adalah adanya ruang utama yaitu berupa ruangan luas yang terbagi menjadi tiga area namun tanpa sekat pemisah, yaitu ruang muka, ruang tengah dan ruang dalam. Akan tetapi, saat ini banyak balai selaso yang ruang utamanya dibagi menjadi beberapa ruangan, diantaranya ruang dengan ukuran besar sebagai ruang pertemuan, ruang penyimpanan benda adat maupun perlengkapan tari dan alat musik, dan ruang tidur sebagai tempat peristirahatan sementara. Bagian terakhir yaitu dapur atau telo yang berada di bagian belakang rumah. walau terdapat perbedaan dalam pembagian ruang, balai selaso jatuh kembar ini memiliki struktur rumah pada umumnya yaitu memiliki atap, tiang, jendela, pintu, dinding, lantai, serta tangga karena bentuk bangunannya yang berupa rumah panggung.


http://www.rumah-adat.com/2017/01/rumah-adat-riau-rumah-selaso-jatuh-kembar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar